Psikologi sosial adalah
Studi ilmiah tentang bagaimana orang berfikir , mempengaruhi dan
berhubungan dengan orang lain.Ruang lingkup Psikologi sosial diantara nya
tentang persepsi / cara pandang peristiwa atau orang lain , cara
mempengaruhinya , mempelajari sifatnya , berfokus pada situasi sosial
seseorang.
Akar
psikologi
sosial diletakkan di akhir 1800-an, ketika psikologi sebagai suatu
disiplin yang berkembang di Eropa. Ketika Perang Dunia Pertama banyak
psikolog melaju ke Amerika Serikat, psikologi sosial mulai muncul sebagai suatu
disiplin yang berbeda di tahun 1920. Salah satu pengaruh utama di lapangan
adalah Kurt Lewin, yang disebut “bapak” psikologi sosial oleh beberapa orang;
lain psikolog sosial terkenal termasuk Zimbardo, Asch, Milgram, Festinger,
Ross, dan Mischel.
Psikologi
sosial menggunakan metode empiris untuk penelitian mereka , metode ini sering
melibatkan eksperimen yang dapat membawa isu-isu etis yang kompleks salah
satu percobaan psikologi sosial adalah percobaan penjara stamford
Stereotipe
adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap
kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan.[1] Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang
dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang
kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat.[1] Namun, stereotipe dapat berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang
dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Sebagian orang menganggap segala bentuk
stereotipe negatif. Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki
sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang. Berbagai disiplin ilmu
memiliki pendapat yang berbeda mengenai asal mula stereotipe: psikolog menekankan pada pengalaman dengan suatu kelompok,
pola komunikasi tentang kelompok tersebut, dan konflik
antarkelompok. Sosiolog menekankan pada hubungan di
antara kelompok dan posisi kelompok-kelompok dalam tatanan sosial. Para humanis
berorientasi psikoanalisis (mis. Sander Gilman)
menekankan bahwa stereotipe secara
definisi tidak pernah akurat, namun merupakan penonjolan ketakutan
seseorang kepada orang lainnya, tanpa mempedulikan kenyataan yang sebenarnya.
Walaupun jarang sekali stereotipe itu sepenuhnya akurat, namun beberapa
penelitian statistik menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus stereotipe sesuai
dengan fakta terukur.
0 komentar:
Posting Komentar